top of page
Search

Tradisi 'Mandi' Tengkorak Ala Suku Dayak Bidayuh | Solid Gold

  • Writer: PT Solid Gold Berjangka
    PT Solid Gold Berjangka
  • Mar 31, 2017
  • 2 min read

PT SOLID GOLD BERJANGKA - Indonesia memiliki ragam kebudayaan penghormatan leluhur yg unik.

Salah satunya yg dilakukan Suku Dayak Bidayuh dari Kalimantan Barat.

Dalam suku Dayak Bidayuh, ada satu tradisi yg selalu dilakukan untuk menghormati peninggalan leluhurnya sejak ratusan tahun silam.

Tradisi ini disebut Nyobeng, sebuah kegiatan 'memandikan & memberi makan' tengkorak kepala manusia yg sudah ada sejak abad ke-15.

Tengkorak-tengkorak ini bukan milik orang sembarangan.

Menurut penuturan tetua kampung, pada zaman kayau orang-orang sakti di kampung pergi keluar untuk berperang dgn orang-orang sakti dari kampung lain.

Jika menang perang, kepala hasil mengayau dibawa pulang ke kampung sbg lambang kemenangan.

Untuk melakukan tradisi ini pun tidak boleh sembarang waktu.

Tradisi ini diadakan setahun sekali bulan Juni & harus berlangsung di rumah Balug.

Rumah ini berbentuk panggung tinggi yg menyimpan berbagai pusaka, salah satunya adalah tengkorak yg telah disusun & menjadi bahan utama Nyobeng.

Sebelum menuju rumah Bulug, para tamu undangan disuruh memasuki lapangan.

Kemudian tetua memimpin para tamu undangan dgn melempar anak anjing, ayam & telur ke udara.

Sementara pemimpin atau ketua rombongan harus menebasnya hingga mati.

Lalu untuk telur yg dilempar tidak pecah, itu dianggap Anda tidak ikhlas dlm menghadiri upacara Nyobeng.

Setelah proses sambutan selesai, dilanjutkan dgn acara minum-minum, setelah itu barulah kita menuju rumah Bulung.

Saat memasuki upacara para tamu diperciki dgn daun anjuang yg telah dicelupkan ke dlm air bermantra, tujuanya sbg penolakan bala.

Mereka percaya akan hal itu.

Baca Juga : 'Bom Waktu' di Bawah Pulau Samosir | Solid Gold

Akhirnya acara dimulai dgn tarian khusus Suku Dayak Bidayuh & makan bersama.

Setelah makan, para tamu perempuam dipersilakan untuk beristirahat di rumah penduduk.

Sementara para tamu lelaki disuruh mencari bambu berdiameter 10 cm.

Setelah itu, dilanjutkan dgn pemanggilan ruh oleh tetua adat untuk meminta izin kepada leluhur.

Upacara utama dimulai dgn melumuri atau memandikan tengkorak manusia dgn darah ayam & ramuan khusus yg telah dimantrai.

Setelah itu, tengkorak dikembalikan dlm kotak yg disimpan dlm rumah Bulug.

Kemudian dilanjutkan dgn pemotongan anjing yg darahnya digunakan untuk melumuri tiang penyangga rumah warga, hal ini burtujuan untuk menolak roh jahat & segala macam bencana yg mungkin akan melanda suku mereka.

Saat semua proses sudah dijalani, dilanjutkan dgn mandi bersama dgn air yg telah dimantrai.

Ditutuplah acara itu dgn makan bersama di malam hari.

(Prz - PT Solid Gold Berjangka)

 
 
 

Comments


Search By Tags
Follow "THIS JUST IN"
  • Facebook Basic Black
  • Twitter Basic Black
  • Black Google+ Icon

    Like what you read? Donate now and help me provide fresh news and analysis for my readers   

Donate with PayPal

© 2023 by "This Just In". Proudly created with Wix.com

bottom of page