Solid Gold Berjangka | TPK Koja Prioritaskan Digitalisasi dan Otomatisasi Layanan
- PT Solid Gold Berjangka
- Nov 20, 2017
- 3 min read

Solid Gold Berjangka : JAKARTA - Terminal Peti Kemas (TPK) Koja berupaya utk meningkatkan efisiensi & kepuasan pelanggan dengan menerapkan standar sistem manajemen mutu ISO 9001:2015. TPK Koja menjadi terminal peti kemas yg pertama menerapkan ISO 9001:2015 di antara perusahaan-perusahaan sejenis lainnya di Tanjung Priok. Manajer Quality Assurance & SMO TPK Koja Imam Sumedi menjelaskan, pada tahun ini perusahaan telah memulai migrasi dari ISO 9001:2008 ke ISO 9001:2015, ditandai dengan diterimanya sertifikat ISO 9001:2015 pada April 2017. Pada akhir Oktober 2017, TPK Koja dinyatakan tetap layak menyandang sertifikat ISO 9001:2015 setelah dilakukan audit independen. "Dalam kerangka saya, setidaknya TPK Koja menjadi yg pertama (penerapan ISO 9001:2015). Dan kami juga sudah berhasil meraih peringkat tertinggi score GCG dua tahun berturut-turut di antara seluruh anak perusahaan di bawah Pelindo II. Ke depan, kompetisi di terminal peti kemas akan bergerak ke arah persaingan mutu, kualitas, & efisiensi," kata di dalam rilisnya, Jakarta, Senin (20/11/2017). Menurutnya, perbaikan utama yg dituntut dalam penerapan standar ISO 9001:2015 antara lain proses bisnis yg lebih terorganisasi (organizing process) & efisiensi di setiap proses bisnis serta melakukan peningkatan berkelanjutan (continual improvement). "Mewujudkan ke tiga hal di atas, ISO versi 2015 mensyaratkan pada kemampuan perusahaan mendengar suara pelanggan & antisipasi risiko bisnis," ujar dia. Dia menerangkan, pelanggan sbg salah satu kunci utama dari pemangku kepentingan (stakeholders) memiliki arti penting dalam pengembangan proses bisnis. Pelanggan di sini bisa diartikan shipping line & cargo owner serta tentu saja para freight forwarder. "Perbedaan yg berarti dari ISO 2008 & ISO 2015, kami harus menyerap suara pelanggan, apakah mereka puas dengan kinerja & pelayanan perusahaan. Kami tidak punya pilihan lain kecuali bicara tentang efisiensi, risiko, & mendengar suara pelanggan. Ini mesti mengubah paradigma. Tanpa itu kami tidak akan survive," tuturnya. Sementara terkait efisiensi, penerapan ISO 9001:2015 menuntut perusahaan utk memperbaiki efisiensi di setiap proses bisnis yg dijalani. Dengan proses bisnis yg makin efisien, tentu kinerja akan meningkat yg pada akhirnya bisa menarik lebih banyak pelanggan. "Contoh, kapal dengan 2.000 boks peti kemas mungkin biasa kita handle 36 jam. Kalau bisa kami selesaikan dalam 24 jam, maka akan ada space waktu yg tercipta. Ulangi itu utk beberapa kapal berikutnya, maka tercipta akumulasi space yg bisa menarik satu kapal lagi," imbuh dia. Dengan demikian, efisiensi dapat membuat semua pihak menjadi sustainable & lebih mengukur kinerja serta mengendalikan aneka sumber daya, sehingga pelanggan merasa puas. Salah satu manfaat penerapan ISO 9001:2015 antara lain, peningkatan rasio bongkar muat peti kemas dari kapal atau Box Crane per Hour (BCH). Imam menjelaskan, rata-rata BCH TPK Koja per September 2017 sudah mencapai 23 boks per jam, meningkat dari periode sama tahun lalu yg mencapai 20. Selain itu, throughput TPK Koja di pengujung 2017 diprediksi bakal mencapai 1 juta TEUs (Twenty-footer Equivalent Unit) bila mengacu pada throughput Januari-Agustus 2017 yg telah mencapai 654.677 TEUs. Dia menilai TPK Koja sbg the second biggest market leader di Tanjung Priok harus mengutamakan mutu, kualitas, & efisiensi utk dapat bersaing di antara pelabuhan terminal peti kemas. Selain itu, TPK Koja juga dalam proses mengembangkan teknologi digital utk mendukung pertumbuhan ke depan. "Digitalisasi & otomatisasi adalah keniscayaan yg sedang terjadi di TPK Koja. Sebagai contoh para pelanggan telah melakukan billing secara elektronik. Customer membuat sendiri billing, & memasukkan sendiri pembayaran secara cash-less atau elektronis, berbeda dengan salah satu kompetitor yg masih manual. Ini memang tuntutan dari pelanggan," papar Imam. Pihaknya berharap dengan penerapan ISO 9001:2015 serta penerapan efisiensi di TPK Koja mampu membuat perusahaan terus bertumbuh ke depan. Dia juga berharap TPK Koja masih dipercaya utk meneruskan pengoperasian dermaga utara ataupun penugasan lain dari induk usaha. Corporate Secretary TPK Koja, Nuryono Arief mengatakan, selain penerapan ISO 9001:2015, salah satu keberhasilan TPK Koja adalah menjadi peringkat satu dalam penerapan Good Corporate Governance (GCG) di antara belasan anak usaha PT Pelindo II sepanjang 2016 & 2015. Dalam penilaian ini, TPK Koja mendapatkan angka 82,03 utk tahun buku 2016 & angka sebelumnya atas nilai GCG 2015 sebesar 73,81. "Manajemen TPK Koja bertekad utk meningkatkan produktivitas guna memastikan kegiataan arus barang berjalan dengan lancar di Pelabuhan Tanjung Priok, tanpa mengesampingkan penerapan GCG & ISO 9001:2015," tuturnya. Solid Gold PT Solid Gold Berjangka
Comments