Adakah Negara yang Bisa Bangun Infrastruktur Tanpa Berutang? | PT SOLID GOLD BERJANGKA
PT Solid Gold Berjangka - Pasangan Capres-Cawapres Prabowo-Sandi menilai pembangunan infrastruktur bisa dilakukan tanpa berutang. Adakah negara lain yg bisa membangun infrastruktur tanpa berutang? Chief Economist Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih menerangkan sejatinya pembangunan infrastruktur selalu membebani dlm porstur belanja & pendapatan negara manapun. Jika potensi penerimaan negara itu kurang, maka berutang menjd jalan yg dipilih. "Saya kira hampir semua pemerintah menggunakan penerimaan pajak & mengeluarkan surat utang utk nutup defisit. Pembangunan infrastruktur akan membuat belanja negara meningkat. Kalau penerimaan pajaknya tdk cukup ya harus pakai utang," ujarnya. Menurut Lana, mungkin hanya dua negara yg begitu gencar membangun infrastruktur tapi minim berutang salah satunya China. Menurut data Reuters, dr Januari hingga September 2018 China sudah menghabiskan US$ 328 miliar atau setara Rp 4.723 triliun (kurs Rp 14.400).
Solid Gold Menurut Lana, China bisa membangun infrastruktur begitu besar lantaran ca&gan devisanya yg juga begitu besar. Pada 2017 total ca&gan devisa China mencapai US$ 3,14 triliun. "China dr hasil investasi cadangan devisanya yg besar," terangnya.Negara kedua, kata Lana mungkin Arab Saudi. Negara penghasil minyak itu bisa membangun infrastruktur dr hasil ekspor minyak & pemasukan ibadah haji. Hal yg sama juga disampaikan oleh Kepala Ekonom Bank BCA David Sumual. Menurutnya hanya negara-negara yg anggarannya sudah sehat yg bisa membangun banyak infrastruktur tanpa berutang. "Eropa awalnya juga dibangun lewat utang. Mereka hancur karena perang dunia ke-2 lalu dibangun dgn utang juga. Ada program dr AS," ujarnya.Meski begitu, David menilai utang merupakan jalan awal yg bisa dilakukan utk membangun infrastruktur. Tahap selanjutnya mungkin bisa dilakukan dgn perombakan porsi anggaran dlm APBN & meningkatkan peran swasta dlm membangun infrastruktur.
(Ad -- Solid Gold Berjangka)_
