top of page

Mantan Perokok Rentan Alami Depresi | PT SOLID GOLD BERJANGKA


PT Solid Gold Berjangka - Selama bertahun-tahun, telah banyak studi yg menyebut bahwa kebiasaan merokok sangat berbahaya. Nikotin, yg merupakan salah satu senyawa kimia paling lazim dalam rokok, sangat adiktif. Meski telah banyak yg berhenti merokok, sebuah studi baru menunjukkan bahwa orang yg berhenti merokok cenderung lebih rentan mengalami depresi. Penelitian yg dipublikasikan dalam American Journal of Preventive Medicine, mengklaim bahwa orang yg dulu merokok lebih mungkin mengembangkan depresi, & juga memulai kebiasaan baru yg buruk seperti merokok ganja atau minum alkohol berlebihan.

"Upaya pengendalian tembakau nampaknya berhasil mengurangi perokok. Namun, seperti yg ditunjukkan oleh penelitian kami, lebih banyak dari mereka sekarang menderita depresi & terlibat dalam penggunaan narkoba yg bermasalah," kata ketua peneliti, Renee D Goodwin, PhD, dari Institute for Implementation Science in Population Health, dikutip dari Medical Xpress.

Selama periode penelitian, kejadian depresi berat meningkat dari 4,88 persen menjadi 6,04 persen, penggunaan ganja selama tahun sebelumnya naik dari 5,35 persen menjadi 10,09 persen, & minum minuman keras alkohol selama bulan sebelumnya naik dari 17,22 persen menjadi 22,33 persen di antara mantan perokok. Faktor-faktor yg mungkin mempengaruhi hasil adalah meningkatnya legalisasi, penurunan persepsi risiko yg terkait dgn penggunaan, & berkurangnya stigma ganja, yg kadang-kadang dapat digunakan oleh perokok yg mencoba utk berhenti merokok. Namun, para peneliti mencatat bahwa ketika mantan perokok menggunakannya, mereka meningkatkan kemungkinan mereka kembali ke tembakau. "Temuan ini mewakili sebuah ancaman. Ancaman terhadap kemajuan yg telah dibuat dalam mengurangi prevalensi penggunaan rokok," imbuh Dr Goodwin.

Search By Tags
No tags yet.
Follow "THIS JUST IN"
  • Facebook Basic Black
  • Twitter Basic Black
  • Black Google+ Icon
bottom of page