PT Solid Gold Berjangka | Pro & Kontra Robot Seks Sebagai Solusi Sahwat
- PT Solid Gold Berjangka
- Jul 6, 2017
- 2 min read
PT SOLID GOLD BERJANGKA - Perdebatan robot seks sbg solusi sahwat semakin ramai dgn segala pro & kontranya.
Robot seks yg tergolong mainan orang dewasa ini perkembangannya semakin mutakhir namun jg berdampak pada pergeseran norma maupun nilai sosial.

Pro
Bagi para lansia, penderita cacat, hingga yg pernah mengalami trauma seksual, robot ini diamati dapat memberikan solusi terbaik.
Secara normatif, banyak orang yg memperlakukan ketiga tipe orang di atas berbeda, padahal dalam hal kebutuhan seksual, mereka memiliki tingkat yg sama, ujar Dr Aimee van Wynsberghe.
Terapi menggunakan robot seks dinilai membawa kemajuan bagi orang-orang yg membutuhkan, spt yg dipaparkannya dalam laporan Foundation For Responsible Robotics (FFR).
Studi tersebut jg dianggap baik untuk dunia medis.
Hal ini bermanfaat bagi para pria yg mengalami gangguan seksual mendasar spt disfungsi ereksi hingga ejakulasi prematur.
Bagi pasangan menikah, kehadiran robot seks ini jg dinilai dapat memberikan solusi kebosanan maupun eksplorasi hal-hal baru.
Jika masalah terjadi, robot dapat digunakan tanpa harus berselingkuh dgn orang lain.
Wynsberghe menambahkan, segala sesuatunya pasti memiliki dua sisi.
Semua dikembalikan kepada manusianya, apakah inovasi tersebut dipandang dari sisi negatif atau positif.
Sama halnya dgn obat yg berfungsi menyembuhkan, jika disalahgunakan akan menjadi racun atau overdosis.
Kontra
Aspek negatif jg banyak berdatangan dari para psikolog, ahli kesehatan hingga pengamat sosial.
Yang paling mendasar adalah membawa pengaruh buruk pada interaksi antar manusia.
Pengguna akan semakin mengucilkan diri dari interaksi sosial & 'asyik sendiri' dalam dunianya.
Selain itu, nilai moral manusia akan semakin menurun karena pengguna robot ini merasa tidak perlu menyalurkan cinta atau kasih sayang.
Saat dibutuhkan, ia ada, namun jika hasrat tersalurkan, ia kembali menjadi barang yg dibiarkan begitu saja.
Dalam perspektif hubungan antar manusia, istilah bercinta pun sudah jelas, yakni berhubungan dgn cinta.
Ketika dilakukan dgn benda mati (robot) yg tidak bisa mencintai balik, hal ini dianggap menyedihkan, karena menjadi hubungan satu arah saja.
Kekhawatiran lainnya adalah wanita yg semakin menjadi objek seks yg tak terkendali.
Robot seks yg dibuat berdasarkan preferensi dari pornografi kerap meletakkan wanita pada posisi yg dilecehkan atau rendah.
Jika hal ini dianggap sbg sesuatu yg lumrah, dikhawatirkan saat robot rusak, maka pengguna akan menyalurkan kegilaannya pada orang lain.
Dan perlu diingat, robot seks bukan barang murah, yakni sekitar Rp200 juta.
(Prz - PT Solid Gold Berjangka)
Comments